Langkah Penting Biosekuriti untuk Budidaya Ikan

22 Juni 2025
-
3 minutes

Biosekuriti berfokus pada pencegahan penyakit, bukan pengobatan. Biosekuriti mencakup sejumlah langkah yang dilakukan untuk mencegah penyakit masuk ke dalam farm, sekaligus mencegah penyebarannya—baik antar-farm maupun antar-unit produksi dalam satu farm. Berikut beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan saat menjalankan siklus budidaya ikan dengan menerapkan prinsip biosekuriti.

Secara umum

  • Batasi jumlah pengunjung ke kolam budidaya agar meminimalisir transmisi patogen dari luar. Jika memang harus masuk, pastikan mereka mengikuti prosedur biosekuriti umum yang berlaku.

  • Gunakan sepatu khusus berbeda untuk di dalam farm dan di luar farm, agar patogen dari luar tidak masuk.

  • Lakukan disinfeksi pada tangan dan sepatu boots pada saat sebelum dan sesudah masuk farm, serta setiap kali berpindah dari satu unit produksi ke unit lainnya.

  • Sediakan satu set alat seperti jaring, ember, dan peralatan lain khusus untuk tiap unit produksi agar meminimalisir terjadinya kontaminasi silang.

  • Bersihkan dan disinfeksi semua peralatan setiap hari dengan disinfektan yang efektif dan ramah lingkungan.

  • Gunakan jaring atau penghalang untuk mencegah burung dan hewan lain yang berpotensi menyebarkan penyakit.

  • Pasang jaring sekat pada semua saluran masuk dan keluar air untuk mencegah masuknya ikan liar atau kontaminan.

Sebelum tebar benih

  • Pastikan air bersih dan memiliki kadar oksigen yang sesuai sebelum ikan masuk.

  • Gunakan benih ikan yang sehat dari pemasok terpercaya dan sudah melalui pemeriksaan penyakit.

  • Jangan pernah menerima ikan tanpa sertifikat kesehatan atau tanpa melalui uji stres/penyakit terlebih dahulu.

  • Lakukan karantina pada ikan baru sebelum dimasukkan ke kolam utama. Untuk keramba, simpan keramba baru di lokasi terpisah dan terisolasi selama beberapa hari sebelum digabungkan ke area produksi utama.

Selama siklus produksi

  • Lakukan pemantauan penyakit secara berkala.

  • Bandingkan data kualitas air (misalnya oksigen terlarut, suhu, pH, amonia, salinitas, alkalinitas) antar kolam/keramba. Perbedaan data bisa menjadi tanda awal munculnya penyakit.

  • Amati perilaku ikan, respons terhadap pakan, adanya luka luar, serta kondisi umum ikan.

  • Periksa sampel ikan untuk melihat kondisi insang, kesehatan kulit/lendir, dan keberadaan parasit.

  • Untuk ikan yang masih kecil, jangan kembalikan ikan sampel ke kolam karena stres dapat membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.

  • Catat secara detail pergerakan stok, angka kematian, dan perlakuan yang diberikan agar tanda-tanda awal masalah bisa segera terdeteksi.

Untuk panduan lebih lanjut mengenai biosekuriti ikan, identifikasi penyakit, atau praktik tebar benih yang aman, silakan hubungi spesialis akuakultur kami.

Checklist Biosekuriti

Unduh template checklist biosekurti disini