Articles

Ikan Sehat Membutuhkan Air yang Bersih

03 Januari 2022
-
2 Menit

Kesalahan menangani sampah plastik di seluruh dunia merupakan sebuah masalah besar. Saat limbah terbawa ke sungai hingga laut tentunya dapat mencemari lingkungan, terlebih banyak pelangan kami yang membudidayakan ikan di tempat tercemar tersebut. Suatu hari, pekerja pabrik pakan akuakultur De Heus Myanmar melakukan aksi di sekitar Yangon untuk meningkatkan kesadaran dalam menggunakan plastik. Rachel Twhe, salah satu manajer proyek De Heus Myanmar bertanggung jawab mengkoordinasi gerakan tersebut.

Seberapa Penting Masalah Lingkungan di Myanmar?

Selama beberapa tahun terakhir, Myanmar memanfaatkan sumber daya alam untuk menunjang pertumbuhan ekonomi negara teresebut. Pada saat yang sama, terjadi pertumbuhan penduduk di perkotaan besar. Saat ini kami melihat munculnya masalah lingkungan serius, seperti kualitas udara dan pengelolaan limbah yang buruk.

Saat ini masyarakat lebih menyadari masalah tersebut dibandingkan 20 tahun lalu, terutama generasi muda. Rencana pembangunan berkelanjutan di Myanmar terinspirasi oleh tujuan pembangunan berkelanjutan dunia.

Apa yang Memulai Inisiatif untuk Melakukan Hal Tersebut?

Pada akhir tahun 2019, Kami pertama kali membuka pabrik produksi pakan akuakultur di Yangon, Myanmar. Banyak jalan dipenuhi plastik yang semakin banyak tiap tahunya. Saat limbah terbawa melalui sungai Irrawady hingga ke laut, disitulah Yangon menyumbang limbah plastik sebanyak 29 ton untuk ekosistem laut.

Selain pakan berkualitas tinggi, pembudidaya membutuhkan air bersih untuk membesarkan ikan yang sehat dan berkualitas. Untuk meningkatkan kesadaran akan limbah plastik di area sekitar pabrik produksi, Rolinda de Heus memprakarsai kampanye Ikan Besar. Kegiatan pertama yang rencananya diselanggarakan tiap tahun ini ditujukan untuk mengurangi penggunaan plastik.

Apakah Mencapai Tujuan yang Diinginkan?

‘’Kami mengumpulkan dua truk sampah yang sebagian besar terdiri dari kantong plastik, sedotan, potongan kertas bekas, dan potongan kapas. Kami menggunakan potongan plastik warna-warni untuk membuat replika ikan raksasa yang kami pajang di lokasi pabrik selama beberapa hari'' jelas Rolinda.

Rolinda menambahkan ''Saya pikir hal tersebut dapat menarik perhatian orang-orang yang bekerja di zona industri di sekitar tempat kami berada, sehingga sulit untuk dilewatkan. Mengapa kami mamakai ikan? Karena bertujuan untuk melambangkan bahaya pencemaran air bagi habitat laut dan petani akuakultur lokal''.

"Tantangan kami untuk tahun depan yaitu mengumpulkan lebih banyak sampah plastik  seiring dengan bertambahnya dukungan dan antusiasme dari karyawan Kami! Semoga insiatif ini dapat Kami sampaikan kepada masyarakat sekitar kawasan industri, sehingga dapat memulai pelestarian lingkungan yang sehat bagi masyarakat’’ ujar Rolinda.