Articles

Persiapkan Periode Pullet untuk Maksimalkan Produksi Ayam Petelur

17 Oktober 2021
-
2 Menit

Ayam petelur (layer) memiliki potensi dalam memproduksi telur hingga lebih dari 500 butir dalam kurun waktu 700 hari (100 minggu). Ketika memasuki usia 140 hari, produksi tersebut dapat mencapai 50%, memasuki usia puncak, produksi maksimum layer dapat mencapai 98%. Hal tersebut berlangsung hingga umur layer memasuki 65-70 minggu. Diatas umur tersebut, produksi layer masih dikatakan baik dengan persentase sebesar 90%.

Periode Pullet Dapat Dianggap Sebagai investasi Sebelum Memasuki Masa Produksi

Untuk mendapatan potensi yang besar dari produksi ayam layer, dibutuhkan beberapa hal yang terkait dengan genetik, nutrisi, dan manajemen pengelolaan kandang yang baik. Nutrisi harus disesuaikan dengan baik, untuk meningkatkan kualitas genetik layer.

Dari sisi manajemen pengelolaan, setiap peternak diharapkan mampu melihat situasi yang terjadi, lalu memberikan tindakan yang tepat untuk mengoptimalkan kandang. Karena manajemen kandang yang baik dapat memacu potensi layer agar berproduksi secara maksimal.

Penting Menjaga Kualitas Memasuki Periode Pullet

Periode pullet dapat dianggap sebagai investasi sebelum memasuki masa produksi, pullet yang tangguh dibutuhkan untuk mendapatkan layer dengan produksi tinggi dan tahan lama. Periode pullet merupakan tahap awal sebelum memasuki periode bertelur. Baik atau tidaknya manajemen ketika periode pullet sangat menentukan performa untuk masa selanjutnya (layer).

Pentingnya memperhatikan periode pullet dikarenakan tidak terdapat produk apapun yang bisa meningkatkan performa pullet yang baik. Hanya terdapat dua hal yang menentukan, yaitu kombinasi manajemen kandang dan pakan untuk meningkatkan potensi genetik yang terdapat didalamnya.

Pemeliharaan ayam pada masa pullet terjadi pada 30 minggu pertama. Dimulai dari pertumbuhan organ tubuh ayam yang terjadi pada umur 0-6 minggu, tulang dengan otot pada umur 4-12 minggu, moulting di umur 9-10 minggu, dan organ reproduksi pada umur 12-30 minggu.

Sedangkan untuk hormon diprosuksi saat memasuki umur 17 minggu, fungsi liver dengan kalsium reverse diumur 18-20 minggu, bulu pada umur 24 minggu. Ayam baru memasuki fase dewasa ketika memasuki umur 30 minggu.

Performa produksi telur bergantung terhadap perlakukan yang diberikan dalam setiap fase kehidupan layer dari hari pertama. Terutama memasuki periode pullet, diperlukan manajemen yang baik dalam mengelolanya.

Apabila layer sudah memasuki umur 18 minggu tetapi kualitasnya buruk, tidak ada banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Keuntungan peternak bergantung terhadap perawatan yang dilakukan dalam 17 minggu sebelumnya. Bisa dibilang tidak mungkin untuk memperbaiki atau meningkatkan flock pullet yang buruk.

Pullet dengan berat yang tinggi akan menghasilkan performa produksi yang lebih baik. Kestabilan produuksi dan berat telur diperkirakan juga akan mengalami peningkatan, begitu juga dengan feed intake.

Pentingnya Mengukur Berat Badan dan Keseragaman Pullet

Berat tubuh dan keseragaman masa pullet merupakan acuan yang baik untuk menentukan performa layer pada masa mendatang. Karena berkolerasi dengan dengan kemampuan bertelur dan kemampuan hidup. Keseragaman pullet dapat dikatan baik jika persentasenya diatas 80%, cukup jika 75-80%, dan buruk jika dibawah 75%.

Berat tubuh ayam pada umur 5 minggu memiliki dampak besar pada performa kedepanya. Ketika memasuki umur tersebut, bobot tubuh minimal mencapai 380 gram. Pencapaian berat dan keseragaman pada umur 5 minggu sangat bergantung dari kualitas, keseragaman DOC, potong paruh, manajemen pakan, dan air. Terdapat juga faktor lain yaitu kondisi brooding meliputi suhu, kelembapan, CO2, dan pencahayaan.

Tahap terakhir, jangan lupa untuk mengecek kualitas dan bentuk pakan, jangan sekalipun memberikan DOC dengan pakan berbentuk kasar. Sesuaikan kebutuhan pakan dengan kepadatan populasi DOC.

Manajemen Data

Selain beberapa hal yang telah disebutkan tadi, pengumpulan data pada periode pullet penting dilakukan. Mulai dari berat, keseragaman, feed intake, minimum intake, mortalitas, dan kelembapan kandang.

Jika peternak memiliki beberpa data tersebut, kemungkinan banyak pelakuan khusus yang bisa diambil berdasarkan data-data tersebut. Dengan semua informasi data yang tersedia, kedepanya dapat memprediksi secara akurat terkait bagaimana performa pullet kedepanya.

Disamping mengumpulkan data, penting untuk melakukan penimbangan ayam setiap minggu yang bertujuan mengukur keseragaman antar individu pullet. Pengukuran bobot tubuh merupakan komponen yang penting, jika peternak mengamati perubahan kurva pertumbuhan secara normal, maka harus segera dicari penyebab dan cara perbaikanya.

Keseragaman bobot tubuh pullet harus diukur ketika memasukki umur 16-17 minggu. Setiap minggu perlu dilakukan sampling bobot tubuh minimal 30 pullet/kandang. Jika keseragaman pullet tinggi, artinya pullet tersebut berada pada stadium perkembangan yang sama. Keseragaman bobot tubuh pullet yang baik akan menghasilkan berat terlur yang yang seragam.

Program Pemberian Pakan

Pemberian pakan yang baik dilakukan 2 kali setiap hari, pertama pada pagi hari dalam jumlah yang lebih sedikit. Kedua, siang dan sore hari dengan jumlah yang lebih banyak, pakan tersebut diberikan 2-3 jam sebelum lampu mati.

Antara kedua waktu makan tersebut, terdapat periode tempat pakan kosong sekitar 1-1,5 jam. Cara ini akan membuat usus ayam berkembang dengan baik, karena merangsang ayam untuk makan lebih cepat dan banyak.

Jika ayam diberi pakan satu kali dalam sehari, maka usus ayam tidak akan berkembang dengan baik. Karena ayam merasa pakan tersedia setiap saat, sehingga tidak terdapat rangsangan untuk makan dengan cepat.

Perlakukan Apabila Bobot Ayam Kurang dari Standar

Salah satu kebijakan yang harus dilakukan ketika bobot ayam kurang dari standar yaitu melakukan penundaan waktu awal bertelur dan hindari stimulasi cahaya. Apabila ayam dipaksakan untuk bertelur, maka akan terjadi penurunan ketika memasuki periode puncak bertelur.

Hal lain yang akan terjadi ketika ayam dipaksakan untuk bertelur yaitu ukuran telur dipastikan akan lebih kecil. Selain itu akan terjadi kestabilan yang pendek ketika memasuki puncak produksi, menyebabkan ukuran telur yang dihasilkan tidak seragam. Risiko lain yaitu meningkatkan prosplaus yang mendorong terjadinya kanibalisme.

Artikel ini merupakan pemaparan dari Webinar yang Kami selenggarakan pada tanggal 24 Agustus 2021 dengan materi Good Management in Rearing Pullet Commercial. Ikuti terus perkembangan Kami hanya melalui deheus.id