Articles

Menajemen Transfer Ikan yang Aman dan Minim Stres

14 September 2025
-
3 Menit

Proses pemindahan ikan bukanlah sekadar memindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Transfer ikan memerlukan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang hati-hati agar ikan tidak mengalami stres berlebihan, tetap sehat, dan mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya. Baik itu saat memindahkan benih (fingerling) ke kolam pembesaran, memindahkan ikan antar tangki, atau mengangkut dalam jarak jauh, setiap langkah dalam proses ini sangat menentukan hasil akhir.

Sebelum Transfer: Persiapan Awal

  • Periksa kadar oksigen terlarut di sistem produksi asal. Nilai harus di atas 4 mg/L untuk memastikan ikan dalam kondisi siap dipindahkan.

  • Hentikan pemberian pakan 24 jam sebelum transfer. Hal ini bertujuan mengurangi konsumsi oksigen dan produksi kotoran selama perjalanan.

  • Lakukan pemindahan di pagi hari. Suhu masih relatif rendah sehingga risiko stres akibat panas berkurang.

 

Proses Penggiringan (Crowding)

Penggiringan ikan dilakukan untuk memudahkan penangkapan sekaligus mengurangi stres bagi ikan lain yang tidak ikut dipindahkan.

  • Hanya giring ikan yang akan dipindahkan, jangan semua populasi.

  • Jangan biarkan ikan yang sudah digiring tetap berada di dalam populasi terlalu lama.

  • Giring sesuai kapasitas yang bisa segera ditransfer.

  • Gunakan alat yang aman, misalnya tongkat di bawah hapa, jaring halus tanpa simpul, atau perangkat grading. Hindari jaring bersimpul karena bisa melukai kulit ikan.

 

Menangkap dan Mengumpulkan Ikan

  • Ikan yang sudah digiring dipindahkan ke wadah transportasi (kantong plastik, tangki, atau keramba).

  • Gunakan alat tangkap non-invasif. Hindari penggunaan serok jaring (scoop net) karena bisa merusak lendir pelindung ikan. Gunakan ember halus berlubang sebagai alternatif.

 

Penghitungan, Penimbangan, dan Grading

Momen transfer juga tepat untuk melakukan estimasi populasi dan biomassa, serta grading bila diperlukan.

  • Untuk benih kecil, hindari menghitung satu per satu karena dapat menimbulkan stres. Gunakan metode sampling dengan ember berukuran seragam.

  • Ambil sekitar 5% sampel ember, hitung dan timbang seluruh ikan di dalamnya, lalu gunakan hasil rata-rata untuk memperkirakan total ikan dan bobot yang dipindahkan.

 

Proses Pemindahan

  • Jumlah ikan yang dipindahkan harus disesuaikan dengan jarak perjalanan dan ketersediaan oksigen. Semakin jauh perjalanan, semakin sedikit ikan per wadah.

  • Pastikan suplai oksigen cukup.

    • Pada kantong plastik: isi dengan 50% air dan 50% oksigen murni (disarankan untuk jarak jauh).

    • Pada tangki: gunakan aerasi dengan udara atau oksigen. Dengan oksigen murni, kapasitas ikan per m³ air bisa lebih banyak.

  • Pantau kadar oksigen dengan probe, usahakan tetap di atas 4 mg/L, namun hindari kejenuhan berlebih (umumnya sekitar 8–9 mg/L di air tawar tropis).

  • Minimalkan guncangan atau turbulensi air saat pengangkutan.

 

Aklimatisasi dan Pelepasan Ikan

Sebelum dilepas, ukur kembali oksigen di lokasi baru agar di atas 4 mg/L. Proses aklimatisasi sangat penting untuk membantu ikan menyesuaikan diri dengan perbedaan kualitas air.

  • Jika menggunakan kantong plastik:

    1. Letakkan kantong tertutup di permukaan air kolam/tangki penerima selama 20–30 menit.

    2. Tukar sebagian air dalam kantong dengan air dari kolam baru secara perlahan selama 15–20 menit.

    3. Setelah itu, lepaskan ikan dengan hati-hati.

  • Jika menggunakan tangki transportasi:

    1. Tukar setengah volume air dalam tangki dengan air dari kolam baru.

    2. Tunggu 15 menit, lalu lepaskan ikan.

  • Jika menggunakan pipa pelepas:
    Pastikan dinding pipa halus dan tidak ada permukaan kasar yang bisa melukai ikan.

 

Setelah Transfer: Pemulihan Ikan

Ada anggapan bahwa ikan harus dipuasakan setelah transfer, namun hal ini keliru. Pemuasaan hanya dilakukan sebelum perjalanan, untuk mengurangi konsumsi oksigen. Setelah pemindahan, ikan justru membutuhkan energi untuk pemulihan.

  • Nafsu makan mungkin menurun sesaat, tetapi tetap berikan pakan sesuai respon ikan.

  • Pakan pada fase ini sangat membantu mempercepat pemulihan.

Kesimpulan

Transfer ikan adalah salah satu tahap paling kritis dalam budidaya. Stres akibat penanganan yang salah dapat menimbulkan kerugian besar, mulai dari luka fisik, penurunan imunitas, hingga kematian. Dengan manajemen yang baik mulai dari persiapan, penggiringan, transportasi, aklimatisasi, hingga pemulihan, pembudidaya dapat memastikan ikan tetap sehat, produktif, dan siap tumbuh optimal di lingkungan barunya.