Kisah Haji Neran: Seorang Guru yang Sukses Budidaya Ikan Lele

04 Nov 2025

Di sebuah desa tenang di Ciseeng, Parung, Kabupaten Bogor, nama Haji Neran Sobari sudah dikenal luas di kalangan pembudidaya ikan lele. Siapa sangka, sebelum menjadi sosok sukses dengan puluhan kolam dan kapasitas panen yang mencapai 5 ton per hari, beliau adalah seorang guru Sekolah Dasar yang memulai usaha budidaya dari nol pada tahun 1990.

“Saya itu guru sekolah dasar dari tahun 1988. Setelah menetap, saya mulai budidaya lele karena mudah dipelihara dan pasarnya luas. Dari belajar sedikit demi sedikit, alhamdulillah sekarang bisa panen setiap hari.”

Haji Neran

Pembudidaya Ikan Lele

Dari Satu, Kini Punya Puluhan Kolam

Perjalanan Pak Haji bukan merupakan jalan yang mulus. Dari ribuan benih awal yang hanya dipelihara dalam satu kolam, ia belajar banyak tentang kualitas air, pakan, penyakit ikan, hingga pasang surut harga pasar. Faktor yang dinamis dalam budidaya ikan lele membentuk pengalamannya untuk menghadapi berbagai tantangan. Kuncinya adalah belajar tanpa henti dan menjaga kualitas hasil panen.

Haji neran, seorang pembudidaya lele yang sedang memberi pakan ikan dii pinggir kolam

Kini, bersama paguyuban petani lele Parung, Pak Haji membantu menjaga stabilitas harga dan memberi contoh bagi petani lain untuk terus berinovasi. Ia juga membuka kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk ikut bekerja dan bermitra di lahannya, sehingga menciptakan dampak sosial positif di lingkungannya.  

Rahasia Panen Cepat: Manajemen dan Pakan yang Tepat

Salah satu rahasia sukses Pak Haji dalam usahanya terletak pada pola pemberian pakan yang disiplin dan efisien. “Petani umumnya kasih pakan dua kali sehari. Tapi saya punya trik sendiri, tiga kali sehari, pagi, sore, dan malam. Hasilnya lebih baik, pertumbuhan ikan seragam, dan panen bisa lebih awal,” jelasnya. Untuk pakan, Pak Haji sudah lama mempercayakan kolamnya pada pakan Safir dari De Heus Indonesia.

Haji Neran dengan pakan ikan lele safir de heus indonesia

“Dari dulu saya pakai Safir, mulai dari benih sampai panen. Kualitasnya stabil, proteinnya pas, dan hasilnya memuaskan,” ungkapnya.

Menurut beliau, stabilitas kualitas pakan sangat penting karena pakan adalah komponen biaya terbesar dalam budidaya yang dapat mencapai 60-70%. Pakan yang konsisten membantu ikan tumbuh sehat dan efisien tanpa pemborosan.

 

Pendampingan Teknis dari De Heus

Bagi Pak Haji, kekuatan De Heus bukan hanya di kualitas pakan, tetapi juga pendampingan teknis yang cepat dan sigap. “Kalau ada masalah di kolam, saya langsung hubungi teknisi dari De Heus untuk segera  datang dan membantu cek air, pakan, dan ikan saya. Cepat tanggap dan membantu sampai tuntas,” ujarnya. Pendampingan lapangan ini membantu petani seperti Pak Haji dalam menemukan solusi langsung terhadap tantangan seperti penyakit ikan, amonia tinggi, atau perubahan kualitas air.

Pendampingan dari tim de heus indonesia untuk kolam budidaya haji neran

Pesan dari Parung

Kini, kolam-kolam lele milik Haji Neran tak hanya menjadi sumber penghasilan, tapi juga tempat belajar bagi pembudidaya lain. Semangatnya sebagai seorang guru telah membuatnya menjadi pribadi yang sering berbagi ilmu dan membangun semangat kepada petani muda di sekitarnya.

De Heus Indonesia – Tumbuh Bersama Petani, Untuk Panen Lebih Baik.

Dari Satu, Kini Punya Puluhan Kolam